Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, menekankan bahwa penandatanganan kontrak ini mewujudkan komitmen pemerintah dalam menyediakan layanan transportasi kereta api yang ramah lingkungan.
“Lokomotif ini dilengkapi dengan teknologi terbaru dan fitur-fitur yang ramah lingkungan,” ujarnya.
Menurut Didiek, lokomotif tersebut dirancang khusus untuk lingkungan Asia Tenggara dan telah terbukti efektif dengan menggunakan bahan bakar biodiesel (B35).
Fitur-fitur canggih, seperti mesin 710 delapan silinder, motor traksi AC kuat, dan rancangan kabin yang mendukung visibilitas masinis, membuatnya cocok untuk keberlangsungan operasional.
Tujuannya, untuk mendukung target 85 juta ton angkutan batu bara di Sumatera bagian selatan pada 2026. Sebelumnya, pada 2023, telah tercapai sebanyak 51 juta ton.
Penandatanganan kontrak ini disaksikan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Risal Wasal, Commercial Attaché Kedutaan Besar AS Melissa A. Marszalek, serta pihak KAI dan Progress Rail di Gedung Jakarta Railways Center, Jakarta, Kamis (15/2).
Lokomotif tersebut dijadwalkan tiba secara bertahap mulai April 2025 hingga April 2026. Tak hanya untuk mendukung angkutan batu bara, pembelian ini juga merupakan langkah KAI untuk memenuhi permintaan energi di pasar internasional yang terus berkembang.
“KAI terus membangun kolaborasi dengan perusahaan di dalam ataupun luar negeri sebagai komitmen perusahaan untuk mengurangi emisi karbon, mitigasi polusi serta tujuan untuk merawat warisan alam Indonesia bagi generasi mendatang,” kata Didiek.
Sementara itu, Executive Vice President of Locomotive Progress Rail, Jack Zhang, menyambut baik kerja sama ini. Menurutnya, lokomotif seri GT terbukti kehandalan, dan efisiensinya.
“Kami berharap dapat melanjutkan dukungan kami terhadap KAI dengan solusi yang kami tawarkan untuk membantu mereka mencapai tujuan operasional dan pengurangan emisi,” ujar Jack Zhang.https://sayurkole.com/